E-Commerce
termasuk salah satu istilah pada “perdangan elektronik” yang berubah sejalan
dengan waktu. Berkembangnya E-Commerce di Indonesia pada era globalisasi ini
semakin berkembang pesat saja.
Contohnya televisi dan internet. Awalnya perdagangan elektronik merupakan aktifitas perdagangan yang memanfaatkan transaksi komersial,misalnya mengirim dokumen komersial seperti persamaan pembelian secara elektronik. Bisnis e-commerce telah menjadi bagian penting dari perkembangan internet di Indonesia. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia memperkirakan transaksi jual beli barang melalui internet (e-commerce) dari Indonesia akan menembus angka US$ 10,08 miliar. Rata-rata nilai transaksi belanja online tersebut tumbuh 40 persen setiap tahun (CNN Indonesia, 2014).
Contohnya televisi dan internet. Awalnya perdagangan elektronik merupakan aktifitas perdagangan yang memanfaatkan transaksi komersial,misalnya mengirim dokumen komersial seperti persamaan pembelian secara elektronik. Bisnis e-commerce telah menjadi bagian penting dari perkembangan internet di Indonesia. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia memperkirakan transaksi jual beli barang melalui internet (e-commerce) dari Indonesia akan menembus angka US$ 10,08 miliar. Rata-rata nilai transaksi belanja online tersebut tumbuh 40 persen setiap tahun (CNN Indonesia, 2014).
Wakil Menteri
Perdagangan Bayu Krisnamurthi, dikutip dari CNN Indonesia (2014) mengatakan
pihaknya akan menyusun draf awal Rancangan Peraturan Pemerintah untuk
melindungi konsumen maupun penjual yang yang menggunakan transaksi via
e-commerce. Mengutip sejumlah riset yang dilakukan di dunia terhadap perilaku
pengguna internet di Indonesia, satu dari dua pengguna internet pasti akan
berbelanja atau berjualan dalam waktu 12 bulan ke depan.
Bisnis
e-commerce Indonesia juga telah dilirik banyak investor, baik dalam maupun luar
negeri. Beberapa VC (Venture Capital) besar seperti Rocket Internet,
CyberAgent, East Ventures, dan IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal ke
perusahaan e-commerce yang berbasis di Indonesia. Beberapa diantaranya
adalah raksasa Lazada dan Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP
Plaza, Ralali, Elevenia, Bukalapak, agrowing.co.id dan masih banyak lagi.
Sebagian dari mereka adalah contoh dari perusahaan e-commerce yang
sukses dan berhasil dalam memanfaatkan peluang pasar e-commerce di
Indonesia yang sedang meningkat. Bahkan Pemerintah China berinisiatif membuat
kerjasama perdagangan berbasis e-commerce dengan negara-negara Asean, termasuk
Indonesia.
Ini merupakan
angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari
pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini
berdasarkan data dari McKinsey. Dibandingkan dengan China yang sudah mencapai
30%, Indonesia memang masih tertinggal jauh, tapi perlu jumlah pengguna akan
terus naik seiring dengan bertumbuhnya penggunaan smartphone, penetrasi
internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan tingkat
kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah
pasar yang berpotensi tumbuh sangat besar di Indonesia.
Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa
pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh 42%
dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara
lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%). Berdasarkan
data dari majalah Marketing Edisi 08/XIV/Agustus/2014, Wall Streat Journal,
Event Veritrans: Rise of E-Commerce, estimasi pertumbuhan penjualan e-commerce B2C
(Business to Custemer) di beberapa negara Asia dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Walaupun jumlah penjualan di Indonesia masih rendah dibanding negara lainnya,
namun melihat perkembangan Indonesia yang cukup pesat, tidak menutup
kemungkinan negara tercinta kita ini akan menyaingi negara Asia lain yang sudah
dulu menghasilkan penjualan e-commerce di atas Indonesia.
E-commerce
agribisnis merupakan salah satu diversifikasi pemasaran untuk meningkatkan
keuntungan. Disamping itu, aplikasinya berkembang dengan cepat mengikuti
perkembangan global bisnis pertanian. Sebaliknya, kelemahan dari e commerce
Agribisnis adalah tidak semua pelaku usaha pertanian mempunyai atau terakses
fasilitas elektronik dan tidak semua pelaku usaha mengerti e-commerce
Agribisnis karena faktor pendidikan dan sosial-ekonominya. Untuk itu,
pendampingan dari para pelaku usaha professional sangat diperlukan untuk
membantu para pelaku usaha pertanian (petani, peternak, nelayan) menfasilitasi
penerapan e commerce sehingga dapat melakukan penjualan produk secara langsung.
Upaya
pemanfaatan ecommerce, diharapkan dapat memotong mata rantai distribusi produk
pertanan Indonesia, sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat serta
dapat meningkatkan pendapatan petani. Konsepnya adalah, pemotongan mata rantai
akan menurunkan harga pokok penjualan dari sisi distribusinya. Umumnya bahan
makan pokok akan cenderung mengalami perubahan harga yang signifikan karena
berbagai pengaruh. Disisi lain, harga pokok produksi (HPP) produk pertanian
tidak mengalami perubahan yang signifikan, sehingga para petani sudah mempunya
dasar harga yang harus mereka kenakan agar dapat memporoleh keuntungan.
Yang menjadi
persoalan pada produk pertanian, harga tidak didasarkan pada HPP tetapi pada
fluktuasi pasar yang diakibatkan oleh permainan di sisi distribusi barang.
Akibatnya, walaupun stok barang terdapat di tingkat petani, tetapi langka di
pasar, maka akan terjadi lonjakan harga yang signifikan seperti yang terjadi
pada kasus daging sapi. Stok sapi di tingkat petani tidak terdistribusi kepasar
dengan baik.
Diharapkan
dengan lahirnya ecommerce produk pertanian, mampu meningkatkan daya saing
produk pertanian lokal Indonesia. Salah satu web ecommerce produk pertanian
yang sudah didirikan yaitu agrowing.co.id. Dengan mengusung semangat
meningkatkan daya saing produk lokal dengan mengurangi mata rantai distribusi
produk, agrowing.co.id berupaya secara aktif untuk meningkatkan konektivitas
antar stecholder dibidang pertaian agar mampu bersinergi sehingga transfer
teknologi dari hasil penelitian di universitas dapat diterapkan pada
petani tingkat bawah melalui Dinas Pertanian setempat. Dan membantu pemasaran
hasil produk melalui media online.
0 komentar:
Posting Komentar